Selasa, 19 Juli 2011

JURNAL-JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING


Dhea sekar arum. 2011. Praktekinsitusi Bimbingan Dan Konseling Mahasiswa UI. (http://dheasekararum.wordpress.com/2011/07/10/praktekinsitusi-bimbingan-konseling-mahasiswa-ui/, Di akses pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 9:22).
Estib, Romi. 2011. Jurnal Atau Rangking Hari Ke Tiga PPDB SMP. (http://bkestib.blogspot.com/2011/07/jurnal-rangking-hari-ke-tiga-ppdb-smp.html, Di akses pada tanggal 18 Juli 2011 pukul 13:15).
Hurlock. 1980. Ciri-Ciri Kebiasaan Belajar Siswa. (http://episentrum.com/search/ciri-ciri%20kebiasaan%20belajar%20siswa%20yang%20baik. Di akses pada tanggal 18 Juli 2011 pukul 13:05).
Mitra, Riset. 2011. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran. http://mitrariset.com/jurnal/jurnal-pendidikan-pembelajaran/. Di akses pada tanggal 18 Juli 2011 pukul 13:00).
Nardono. 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar. SMA N 1 Depok. (http://indiegost.blogspot.com/2009/05/hubungan-antara-kebiasaan-belajar.html. Diakses pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 10:00).
Rohman, Faisal. 2009. Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Belajar. (http://faisalrohman.blogspot.com/2009/03/pengaruh-disiplin-dan-motivasi-belajar.html. Diakses pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 15:30).
Rumah Konseling. 2011. Penerapan Bimbingan Kelompok Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://wwwrumahkonseling.blogspot.com/2011/04/penerapan-bimbingan-kelompok-dalam.html. Di akses pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 15:15).
SMA N 4 Kediri. 2008. Jurnal Bimbingan Dan Konseling. (http://sman4kediri.wordpress.com/2008/02/13/jurnal-bimbingan-konseling-um/, Di akses pada tanggal 15 Juli 2011pukul 14:35).
Sudrajat, Akhmad. 2008. Makalah Dan Artikel Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/03/makalah-dan-artikel-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 12 Juli 2011 pukul 20:00).
Sudrajat, Akhmad. 2008. Rekonseptualisasi Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/konsep-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 12 Juli 2011 pukul 20:15).
Sudrajat, Akhmad. 2008. Landasan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 13 Juli 2011 pukul 13:44).
Sudrajat, Akhmad. 2008. Fungsi, Prinsip Dan Asas Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 13 Juli 2011 pukul 14:00).
Susanto, Eko. 2011. Kompetensi Konselor. http://wwwmgbk.blogspot.com/2011/06/kompetensi-konselor.html, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:28).
Sutoyo, Anwar. 2011. Guidance And Counseling Berpacu Meraih Prestasi Dan Berakhlak Mulia. Malang: UNM. (http://bk.uad.ac.id/2011/06/kedatangan-tamu-dari-unm/. Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 18:50).
Utama, Arya. 2010. Ilmu Psikologi Atau Bimbingan Dan Konseling. (http://ilmupsikologi.wordpress.com/category/jurnal-psikologi/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:41).
Wangid, Nur. 2010. Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta. http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&Itemid=101, Di akses pada tanggal 06 Juli 2011 pukul 11:35).
Zainal Abidin, Muhammad. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Sekolah. http://www.masbied.com/search/jurnal-bimbingan-konseling-dalam-upaya-menanggulangi-kenakalan-siswa-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 19:29).

BIMBINGAN DAN KONSELING


Bimbingan Konseling
Ø      Pengertian Bimbingan Konseling
Pelayanan Bantuan untuk peserta didik baik individu / kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi sosial belajar, karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
Ø      Tujuan Bimbingan dan Konseling
Membantu Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Ø      Paradigma Bimbingan & Konseling
BK merupakan pelayanan psikopaedagogis dalam bingkai budaya Indonesia dan religius.
Arah Bimbingan Konseling mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.
Ø      Visi Bimbingan dan Konseling
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT, sebagai makhluk individu, makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia dan alam semesta.
Ø      Misi Bimbingan dan Konseling
Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam :
Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan.
Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual.
Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, SQ dan EQ.
Pengaktualisasian diri secara optimal.


Ø      Fungsi Bimbingan Konseling
Fungsi Pemahaman
Fungsi Pencegahan
Fungsi Pengentasan
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi Advokasi
Ø      Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling
Prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
Prinsip berkenaan dengan program layanan.
Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
Ø      Bimbingan dan Konseling
Asas Kerahasiaan
Asas Kesukarelaan
Asas Keterbukaan
Asas Kegiatan
Asas Kekinian
Asas Kedinamisan
Asas Keterpaduan
Asas Kenormatifan
Asas Keahlian
Asas Kemandirian
Asas Alih Tangan Kasus
Asas Tut Wuri Handayani
Ø      Tugas Perkembangan
Kompetensi
Materi Bimbingan dan Konseling
Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Layanan Pendukung Penilaian

Ø      Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Penempatan dan Penyaluran
Pengenalan Diri dan lingkungan Serta Pengembangan Diri dan Karir
Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya.
Siswa mengenal dan memahami lingkungan budaya dan masyarakat. Lingkungannya meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial dan masyarakat budaya,
Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pengembangan ke arah karir yg hendak diraihnya di masa yang akan datang
Ø      Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Aplikasi Instrumentasi (BK)
Himpunan Data
(Pribadi, Siswa, Presentasi, Observasi, Kasus).
Konferensi Kasus
Alih Tangan
Alih tangan kasus
Kunjungan Rumah

KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah,
bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-
undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut
upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebutkons eli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu
keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara
mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak
selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-
nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun
sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan,
maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya
stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan
kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk
yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat,
revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan
struktur masyarakat dari agraris ke industri.
Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti : maraknya tayangan pornografi
di televisi dan VCD; penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat
terlarang/narkoba yang tak terkontrol; ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga;
dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya
hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-
kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib Sekolah/Madrasah,
tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika,ectasy, putau, dan sabu-
sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex).
Penampilan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai
dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi
semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya
secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan
datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan
kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
(1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya,
(2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3)
mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5)
menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya
secara optimal.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik), dan karir.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
  • Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
    ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
    keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
    maupun masyarakat pada umumnya.
  • Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
  • Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
  • Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
  • Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
  • Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
    tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab,
    yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
  • Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
  • Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
  • Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah:
·        Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
·        Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
·        Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
·        Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
·        Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
·        Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
·        Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
·        Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
·        Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
·        Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
·        Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
·        Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
·        Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
·        Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
·        Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.